JAKARTA – Cadangan emas hampir 26 ton ditemukan usai runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Jumlah tersebut kurang lebihnya sama dengan laporan 2011, atau saat perang saudara pecah di Suriah.
Dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024), menurut Bank Sentral Suriah, cadangan emas Suriah dilaporkan mencapai 25,8 ton pada Juni 2011. Meskipun dalam temuan terbaru, Suriah hanya memiliki sedikit cadangan mata uang asing dalam bentuk tunai.
Cadangan emas hampir 26 ton itu ditaksir senilai US$ 2,2 miliar atau Rp 35,20 triliun (kurs Rp 16.000). Sementara cadangan devisa bank sentral tercatat US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun.
Sumber lainnya menyebut cadangan mata uang dolar AS mencapai ratusan juta. Pada akhir 2011, bank sentral Suriah melaporkan cadangan devisa US$ 14 miliar. Sementara pada 2010, IMF memperkirakan cadangan devisa Suriah mencapai US$ 18,5 miliar.
Cadangan dolar AS hampir habis karena rezim semakin banyak menggunakannya untuk mendanai makanan, bahan bakar, dan perang yang dilancarkan Assad.
Pemerintahan baru Suriah masih melakukan inventarisasi aset-aset setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember. Para penjarah sempat mengakses bagian-bagian bank sentral, membawa pound Suriah meskipun gagal menembus brankas utama.
Beberapa barang yang dicuri kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah. Lemari besi tempat penyimpanan bersifat tahan bom dan memerlukan tiga kunci yang masing-masing dipegang oleh orang berbeda serta kode kombinasi untuk membukanya.
Dilaporkan bahwa gudang itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah pekan lalu, atau beberapa hari setelah pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus. Serangan kilat itu mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan keluarga Assad.
Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al Qaeda yang telah lama menyangkal hubungan tersebut, pemerintahan baru dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengkonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara
Sumber: Detikfinance