JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan memberikan insentif ekonomi bagi Iran sebagai imbalan atas penghentian peningkatan pengayaan uranium. Proposal ini bisa membuka akses hingga US$30 miliar bagi Iran untuk mengembangkan program nuklir sipil, menurut laporan CNBC Internasional.
Namun, belum sempat rencana ini berkembang, Trump justru membantah keras kabar tersebut melalui unggahan di Truth Social. “Saya tidak pernah mendengar ide konyol ini dan itu hanya HOAX lain yang dikeluarkan oleh berita palsu,” tulis Trump pada Jumat malam.
Langkah ini disebut-sebut sebagai pembalikan besar dari kebijakan Trump sebelumnya, yang pada 2018 menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran era Obama dengan alasan memberikan “uang segar” bagi Teheran untuk mendanai aksi-aksi destabilisasinya.
Menambah panas situasi, di hari yang sama Trump melontarkan kritik pedas terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menyatakan kemenangan atas Israel. “Mengapa dia mengatakan hal yang bodoh seperti itu, ketika jelas itu kebohongan?” ujar Trump, merespons pernyataan Khamenei yang meremehkan serangan AS terhadap situs nuklir Iran.
Meski demikian, Trump mengklaim Iran tetap ingin bertemu dengannya. “Mereka ingin bertemu saya. Dan kami akan melakukannya dengan cepat,” katanya saat bertemu pejabat tinggi Republik Demokratik Kongo dan Republik Rwanda di Gedung Putih.
Spekulasi soal perundingan rahasia dan kebijakan luar negeri Trump terhadap Iran kini memunculkan tanda tanya besar: Apakah ini manuver diplomasi baru atau hanya bagian dari strategi politik menjelang pemilu?
Sumber: cnbc